Selasa, 17 April 2012

Owl City - If My Heart Was a House lyrics

You're the sky that I fell through

And I remember the view

Whenever I'm holding you

The sun hung from a string

Looking down on the world as it warmed over everything

Chills run down my spine

As our fingers entwine

And your sighs harmonize with mine

Unmistakably I can still feel your heart beat fast when you dance with me.

We got older and I should have known

(do you feel alive)

That I feel colder when I walk alone

(Oh but you'll survive)

So I may as well ditch my dismay (Bombs away, bombs away)

Circle me and the needle moves gracefully

Back and forth

If my heart was a compass you'd be north

Risk it all cuz I'll catch you if you fall

Wherever you go

If my heart was a house you'd be home.

It makes me smile because you said it best

I would clearly feel blessed if the sun rose up from the west

Flower balm perfume

All my clothes smell like you

Cuz you're favorite shade is navy blue

I walk slowly when I'm on my own

(do you feel alive)

Yeah but frankly I still feel alone

(Oh but you'll survive)

So I may as well ditch my dismay

(Bombs away, bombs away)

Circle me and the needle moves gracefully

Back and forth

If my heart was a compass you'd be north

Risk it all cuz I'll catch you if you fall

Wherever you go

If my heart was a house you'd be home.

If my heart was a house you'd be home.

Analisis Tanaman Rosella

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini rosella (Hibiscuss Sabdariffa L.) menjadi begitu populer. Hal ini disebabkan hampir seluruh bagian tanaman ini dapat dimanfaatkan. Selain itu tanaman ini memiliki kandungan senyawa kimia yang dapat memberikan banyak manfaat. Banyak industry yang mulai mencoba untuk membudidayakan dan mengolah rosella menjadi berbagai olahan makanan. Daun, bunga, dan biji rosella memiliki kandungan gizi yang cukup baik sehingga rosella tidak hanya berpotensi untuk bahan baku industry makanan tetapi juga berpotensi digunakan sebagai bahan baku industry farmasi, minuman fungsional, pewarna alami, dan kosmetik.
Prospek usahatani rosella cukup prospektif terutama untuk pasar luar negeri. Hal ini dibuktikan dari ekspor rosella ke Negara Amerika dan Eropa terus meningkat. Negara importer terbesar rosella saat ini adalah jerman, di ikuti oleh Amerika, Inggris, dan Jepang.
Di Indonesia usahatani Rosella sudah terkenal secara luas, hampir di setiap pameran tanaman obat, nama rosella selalu diperkenalkan. Usahatani rosella memberikan nilai ekonomi yang tinggi bagi mereka yang ingin berusahatani tanaman rosella.
1.2 Tujuan dan Kegunaan
- Untuk memperluas pengetahuan dan wawasan sehubungan antara teori dan penerapannya, sehingga dapat menjadi bekal mahasiswa untuk terjun dalam dunia usahatani tanaman rosella.
- Mahasiswa dapat menganalisis kelayakan usahatani rosella.
1.3 Idetinfikasi Masalah
- Keluhan kebanyakan pedagang besar dan eksportir rosella di Indonesia adalah sulitnya memenuhi permintaan pasar
- Tanaman rosella masih di tanam sebagai tanaman tambahan, bukan untuk tanaman utama sehingga sulit untuk meningkatkan produksinya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman rosella memiliki lebih dari 300 spesies yang tersebar pada daerah tropis dan non tropis. Biasanya, digunakan sebagai tanaman hias dan beberapa diantaranya dipercaya memiliki khasiat medis,salah satu diantaranya adalah rosella merah atau rosella (Hibiscus sabdariffa L.). Nama lain rosella) adalah Hibiscus Sabdariffa L., H. Sabdariffa varaitissima, Rozelle, Red Sorrel, Sou-sour, Lemon Bush, Florida Cranberry. Dibawah ini akan dijelaskan deskripsi tanaman Rosela serta teknik-teknik budidaya tanaman rosella.
2.1 Klasifikasi Tanaman Rosella
Divisi
Spermatophyta
Subdivisio
Angiospermae
Kelas
Dicotyledoneae
Ordo
Malvaceales
Famili
Malvaceae
Genus
Hibiscus
Spesies
Hibiscus sabdariffa L.
Nama Binomial
Hibiscus sabdariffa L.
2.2 Morfologi Tanaman Rosella
Tanaman rosella merah tumbuh dari beju atau benih dengan ketinggian bias mencapai 3-5 meter serta mengeluarkan bunga hampir sepanjang tahun. Bunga rosella berwarna cerah, kelopak bunga atau kaliksnya berwarna merah gelap dan lebih tebal jika dibandingkan dengan bunga sepatu.Rosela merupakan tanaman semusim yang tumbuh tegak bercabang yang berbatang bulat dan berkayu. Daunnya tunggal, berbentuk bulat telur, pertulangan menjari dan letaknya berseling, pinggir daun bergerigi. Bunga rosella bertipe tunggal yaitu hanya terdapat satu kuntum bunga pada setiap tangkai bunga. Bunga ini mempunyai 8-11 helai kelopak yang berbulu dengan panjang 1 cm, pangkal saling berlekatan dan berwarna merah. Mahkota bunga rosella berwarna merah sampai kuning dengan warna lebih gelap dibagian tengahnya. Tangkai sari merupakan tempat melekatnya kumpulan benang sari berukuran pendek dan tebal. Putik berbentuk tabung dan berwarna kuning atau merah. Bunga rosella bersifat hermaprodit sehingga mampu menyerbukan sendiri.
2.3 Teknik Budidaya Tanaman Rosella
Media Tanam
a. Lahan terbuka
- Dibuat alur/bedengan setinggi 15-20 cm. Tanah diberi pupuk kandang 2kg/10 m2.
- Jarak tanam 1 X 1 M. Jika tanah subur maka rosela umumnya tumbuh setinggi 2-3 m dan lebar tajuk 1-1,5 m.
b. Polibag/pot
Untuk lahan yang sangat terbatas bisa menggunakan polibag dengan hasil tanam yang terbatas, biasanya tinggi pohon hanya mencapai 40-70 cm. Media polibag juga dapat dijadikan media penyiapan benih hingga berumur 1 bulan (15-20 Cm).
Pembenihan (skala kecil/pemula)
Biji dibuat kecambah dengan cara direndam dalam air selama 24 jam dan ditutup dengan kapas basah selama 2-3 hari Tanamlah biji yang telah menjadi kecambah langsung pada lahan yang telah disiapkan atau polibag.
Basahi kapas setiap hari hingga semua biji berkecambah atau menyisakan biji tidak dapat berkecambah (biasanya sekitar 10 hari). Cara ini mengurangi kemungkinan rusaknya buji oleh serangga tanah atau pembusukan jika ditanam langsung, cara ini kurang efektif untuk penanaman skala besar.
Perawatan
Umur 1-2 bulan tanaman diberi pupuk urea:NPK (4:3) 10-25 g/pohon.
Untuk penanganan hama (biasanya ulat daun, belalang, kutu) gunakan pestisida organik, bisa dibuat sendiri dengan menggunakan sambiloto (Andrographidis paniculata) dan daun mimba (Azadirachta indica),caranya daun sambiloto dan mimba segar (atau kering) ditumbuk dan dicampur air (100 gram dalam 5 L air) disaring lalu disemprotkan ke seluruh bagian tanaman. Pada saat rosela berbunga (umur 3-4 bulan) memerlukan air yang lebih sedikit dan sinar matahari yang cukup untuk memaksimalkan kualitas dan kuantitas bunga.
2.4 Panen dan Pasca Panen Bunga Rosella
Panen dan Pascapanen
Kelopak rosela dapat dipanen saat biji telah tua (3-4 minggu) yang ditandai dengan kulit pembungkus biji majemuk yang berwarna coklat dan sedikit terbuka/membelah. Pemetikan dilakukan dengan gunting atau pisau karena kelopak sulit dipetik dengan tangan tanpa bantuan alat, juga untuk menghindari rusaknya batang. Pemanenan dapat dilakukan 3-4 kali (selang 1-2 minggu) lalu jika tanaman sudah tak lagi berbunga dicabut dan diganti dengan pohon rosela yang baru.
Kelopak yang telah dipetik dikumpulkan dan dicuci dengan air bersih lalu dijemur pada pukul 9.00-11.00 atau 14-16.00 selama 3 hari. Kelopak yang berkualitas memiliki aroma sitrus yang khas saat telah kering dan saat direndam dengan air panas (100C) warna merah dan rasa asamnya cepat larut. Setiap pohon dapat menghasilkan bunga 200-1000 gram kelopak basah atau 20-100 gram kelopak kering dan biji kering 2-3x bobot kelopak.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Rumus Analisis Usaha Tani
Dalam agribisnis usaha tani diperlukan berbagai analisis, salah satunya alat analisis usaha tani yang digunakan untuk mengestimasi keberhasilan usaha tani, diantaranya adalah sebagai berikut :
a.) Analisis Keuntungan Bersih Usaha Tani (NP atau Net Profit) yaitu :
NP = Total Penerimaan (TR) - Total Biaya (TC)
= (Q.Pq) - (TFC+TVC)
Dimana :
Q = Total Produksi
Pq = Harga per satuan produk
TFC = Total biaya tetap
TVC = Total biaya variable
b.) Nilai Efesiensi Penggunaan Modal (ROI atau Return On Investment)
ROI dihitung untuk mengetahui keuntungan modal yang telah digunakan yaitu :
ROI = x 100%
C.) Nilai Kelayakan Usaha Tani (B/C Ratio atau benefit On Investement)
B/C ratio merupakan angka perbandingan hasil penjualan dengan total biaya produksi, sekaligus menunjukan tingkat efesiensi pendapatan suatu usaha tani. Semakin besar B/C ratio maka semakin menguntungkan usaha tani tersebut.
Analisis Break Even Point (BEP) merupakan suatu teknis analisis untuk memperlajari hubungan antar biaya tetap, biaya variable, keuntungan dan volume kegiatan. Apabila suatu perusahaan hanya memiliki biaya variable saja maka tidak akan muncul Break Even dalam perusahaan tersebut. Masalah Break Even akan muncul apabila suatu perusahaan memiliki biaya variable dan biaya tetap. Besarnya biaya variable secara totalitas akan berubah sesuai dengan perubahan volume produksi, sedangkan biaya tetap secara totalitas tidak berubah meskipun ada perubahan volume produksi.
3.2 Analisis Kelayakan Usaha Tani Tanaman Rosella
Budidaya rosella ini dilakukan selama 3 bulan dengan luas tanah 1500 m2 (dengan populasi 1000 tanam) berikut ini table-tabel biaya tetap, biaya variable dan total produksi.
Tabel 1 Biaya Tetap Budidaya Rosela merah ( Hibiscus sabdariffa L.)
NO
Keterangan
Kebutuhan
Umur Ekonomis (bulan)
Harga (Rp)
Total Kebutuhan (RP)
Total Biaya (Rp)
1
Sewa Lahan
500.000
500.000
2
Penyusutan Peralatan
Cangkul
4
60
70.000
280.000
14.000
Gembor
3
24
30.000
90.000
11.250
Ember
3
24
15.000
45.000
5.625
Tangki Sprayer
1
48
26.000
26.000
1.625
Oven
1
60
1.500.000
1.500.000
75.000
Gunting
4
24
5.000
20.000
2.500
Pemisah Biji
4
24
8.000
24.000
3.000
Mobil Taft
1
120
82.000.000
82.000.000
2.050.000
Sepedah Motor
1
120
10.000.000
10.000.000
250.000
JUMLAH
2.913.000
Tabel 2 Biaya Variabel Budidaya Rosella Merah ( Hibiscus sabdariffa L.)
NO
Keterangan
Kebutuhan
Satuan
Satuan Harga (Rp)
Jumlah (Rp)
1
Benih Rosella
2
Bungkus 10 gr
10.000
20.000
2
Pupuk
Pupuk Kandang
6
Kol
100.0000
600.000
3
Pestisida
20.000
Daun Mimba Segar
1
Kg
20.000
20.000
4
Polibag
1000
Sachet
1.000
1000.000
5
Kemasan Plastik
10
Pak
5.000
50.000
6
Tenaga Kerja
Persemaian
1
HOK
15.000
15.000
Penyiapan Lahan
3
HOK
15.000
45.000
Penanaman
2
HOK
15.000
30.000
Pemeliharaan
6
HOK
15.000
90
Panen dan pasca panen
4
HOK
20.000
80.000
7
Biaya Pemasaran
200.000
8
Biaya listrik
30.000
Jumlah Biaya Variabel
2.180.000
Untuk analisis usaha satu periode penanaman sekitar 3 bulan, dari luas lahan 1500 m2 yang digunakan, populasi tanaman 1000 pohon, diasumsikan mortalitas 10% karena terserang hama dan penyakit, tanaman mati dan tidak berbuah. Tanaman rosella yang dibudidayakan akan menghasilkan tiga jenis produk yang akan dijual yaitu produk kelopak basah, kelopak kering dan benih rosella. Rata-rata benih yang dihasilkan untuk 1 kg buah adalah 50 gr. Untuk pemasarannya kelopak rosella basah dan kering dikemas setiap 1 kg/unit sedangkan untuk benih dikemas setiap 20 gr/unit. Adapun rincian total produksi dapat dilihat di table 3.
NO
Keterangan
Harga/Unit
Banyak
Satuan Harga (Rp)
1
Kelopak Basah
Rp 3.000,00/kg
295
Rp 885.000,00
2
Kelopak Kering
Rp 20.000,00/kg
112
Rp 2.240.000,00
3
Benih
Rp 3.500,00/kg
2250
Rp 7.875.000,00
JUMLAH
2657
Rp 11.000.000,00
1. Biaya Total
Biaya total = Biaya Tetap + Biaya Variabel
= Rp.2.913.000,00 + Rp.2.180.000,00
= Rp. 5.093.000,00
2. Total Penerimaan
Total penerimaan = Harga x Jumlah Produksi
= (Rp 3.000,00 x 295) – (Rp. 20.000,00x112) - ( Rp 3.500,00x2.250)
= Rp 11.000.000,00
3. Keuntungan
Keuntungan = Penerimaan – Biaya Total
= Rp 11.000.000,00 – Rp 5.09.3000,00
= Rp. 5.907.000,00
4. ROI (Return On Investment) atau Nilai Efesiensi penggunaan modal
ROI = (Keuntungan : Total Biaya Produksi)x 100%
= (Rp. 5.907.000,00 : Rp. 5.093.000,00 )x 100%
= 116
Artinya biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 100,00 akan dihasilkan keuntungan sebesar Rp 116,00.
5.BEP (Break Event Point) atau Titik Impas Balik Modal

6. R/C Ratio (Ratio/ cost ratio) atau Nilai Kelayakan Usaha Tani
R/C ratio = Total Penerimaan : Total Biaya Produksi
= Rp 11.000.000,00 : Rp 5.093.000,00
= 2,16 ( R/C ratio > 1= layak)
7. R/C Ratio (Benefit/ cost ratio) atau Nilai keuntungan Usaha Tani
R/C ratio = Total Penerimaan : Total Biaya Produksi
= Rp5.907.000,00 : Rp 5.093.000,00
= 1,16 ( B/C ratio > 1= untung
Apabila semua benih tanaman rosella telah terjual akan diperoleh keuntungan sebesar Rp 5.907.000,00. Keuntungan diperoleh dari hasil perhitungan penjualan benih tanaman rosella dengan persentase yang hidup sebesar 90% dari 1000 tanaman yang menghasilkan benih dan kelopak bunga. Harga jual kelopak rosella basah dan kering per unit dengan kemasan 1 kg masing-masing adalah Rp 3.000,00 dan Rp 20.000,00. Sedangkan harga jual benih rosella per 20 gr adalah Rp 3.500,00. R/C Ratio (Revenue / cost ratio) atau nilai kelayakan usaha tani merupakan ukuran perbandingan antara penerimaan dengan total biaya operasional.
Sedangkan B/C Ratio (Benefit/Cost ratio) atau nilai keuntungan usaha tani merupakan ukuran perbandingan antara penerimaan dengan total biaya operasional. Suatu usaha dapat dikatakan layak dan untuk dan total dikembangkan apabila nilai Revenue cost (R/C ratio) dan Benefit cost (B/C Ratio) masing-masing hasilnya lebih dari satu. Dari analisis biaya tersebut diperoleh nilai R/C Ratio sebesar 2,16 sedangkan untuk B/C Ratio sebesar 1,16. Hal ini menandakan usaha ini layak dan untunk dikembangkan karena berarti setiap mengeluarkan Rp 100,00 maka akan diperoleh penerimaan senilai Rp 216,00. Jadi semakin tinggi R/C Ratio maka berakibat semakin tinggi pula penerimaan yang diperoleh dan semakin tinggi B/C Ratio) maka berakibat semakin tinggi pula penerimaan yang diperoleh dan semakin tinggi B/C Ratio maka berakibat semakin tinggi pula keuntungan yang diterima.
BAB IV
Penutup
4.1 Kesimpulan
Tahapan budidaya hingga kegiatan pasca panen rosella merah yaitu persiapan lahan dan bahan tanaman, penanaman, pemeliharaan (penyiraman, penyiangan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit), panen dan pasca panennya meliputi sortasi,pencucian,pengeringan, sortasi kering, pengemasan serta penyimpanan produk.
Analisis usaha dari budidaya rosella merah selama satu periode penanaman (3 bulan) dari lahan seluas 1.500 m2 dengan populasi 1000 pohon yaitu diperoleh total penerimaan sebesar Rp 11.000.000,00 keuntungan Rp 5.907.000,00 BEP sebesar Rp 3.632.200,00 R/C Ratio 2.16 B/C Ratio 1,16 yang menunjukan usaha tersebut layak untuk diusahakan dan dikembangkan.
4.2 Saran
Mengembangkan usaha budidaya tanaman rosella merah (Hibiscus sabdriffa L.) saat ini sangat dibutuhkan untuk memenuhi permintaan pasar akan keistimewaan dari rosella dari sisi kandungan gizi, kesehatan dan manfaat lainnya. Dilihat dari analisis pendapatan, tanaman rosella layak untuk di terapkan sebagai usaha tani karena dari modal yang dikeluarkan hingga hasil pendapatan selama masa tanam 3 bulan mendapatkan keuntungan yang tinggi.


DAFTAR PUSTAKA
Wijayanti, Puspita.2010. Budidaya Tanaman Obat Rosella Merah (Hibiscus sabdariffa L.)
Dan Pemanfaatan Senyama Metabolis Sekundernya di PT.Temu Kencono Semarang, Skripsi (Surakarta : Fakultas Pertanian Sebelas Maret Surakarta, 2010)
Mardiah, dkk. 2009. Budidaya dan Pengolahan Rosella Si Merah Segudang Manfaat.
Agromedia Pustaka. Jakrta.
diakses pada hari senin tanggal 12 maret 2012 jam 13:30 wib

(Jangan lupa cantumkan nama saya ya yang buat ini ) ;) hargai para blogger...